Investigasi – Pandangan alumni UKMBS Unila tentang deklarasi KAULA yang akan digelar pada Minggu, 27 Februari 2022 nanti.
Baca Juga : UKMBS Universitas Lampung Akan Segera Mendeklarasikan KAULA
Menurut Riffian A Chepy, selaku budayawan dan salah satu alumni UKMBS Unila ini mengatakan “KAULA akan mencoba menggandeng berbagai stakeholder untuk sama-sama membangun ekosistem seni yang lebih sehat di Lampung”, ucapnya.
Lanjutnya, “Termasuk mendorong kebijakan publik yang yang lebih berpihak pada seni dan budaya. Ranah yang puluhan tahun diabaikan dan jika pun ada sekadar seremonial. Tidak menutup kemungkinan KAULA juga akan melakukan advokasi kebijakan seni di Lampung, memperkuat pengelolaan pengetahuan dan jaringan, dan lain sebagainya”, tandas Chepy.
Senada dengan Chepy, Erwin Putu Basai, seniman musik dan seorang akademisi ini pada kesempatan berbeda menyatakan “Sebagai organisasi payung, KAULA diharapkan mampu berperan sebagai fasilitator dan dinamisator untuk mewujudkan misi-misi kulturalnya”.
Kaula akan aktif menghimpun ribuan alumni yang tersebar di berbagai kabupate kota di provinsi Lampung. Jika smua bisa terhimpun tentu akan menjadi kekuatan yang lumayan besar bagi kehidupan berkebudayaan di Provinsi Lampung.
“Kita harus nengah nyappur, harus sakai sambayan, harus satu visi, makanya perlu ada wadah bagi alumni yang sekarang masih tercerai berai ini, untuk kumpul, lalu dapat berperan secara aktif dan turut berkontribusi membangun ranah kultural di Lampung,” ujar Budi LPG selaku seniman yang juga praktisi politik.
“Kalau sudah terhimpun, akan lebih mudah untuk menggalang dan mengelola pengetahuan dan sumber daya manusianya. Temasuk membuat program kegitan yang bersifat teknis atau mendorong kehadiran kebijakan publik tentang seni-budaya, memperluas jejaring, dan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan yang selama ini bersinggungan dengan kebudayaan di Lampung”, imbuhnya Budi.
Menyikapi fakta di atas, maka diperlukan suatu desain program yang memungkinkan setiap alumni berkesempatan yang sama untuk memberikan andil dalam mengupayakan berkembangnya UKMBS di masa mendatang, baik di level wacana, kebijakan, maupun praktiknya.
Topan Santoso, salah satu alumni yang pada beberapa kesempatan aktif menggelar event musik seperti “Satu malam 27-an” menambahkan bahwa Upaya menghidupkan ekosistem seni mesti segera dilakukan.
“Jika tidak, orang-orang yang selama ini mendukung keberlanjutan ekosistem seni terancam hilang, baik di level pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Kaula diharapkan secarak aktif berkontribusi menjaga agar ekosistem seni di Lampung tidak habis, itu tantangan besar. Jika habis, akan sulit untuk memulai lagi”, papar Santoso.
“Sembari menunggu skedul koordinasi, tim kecil sudah mulai dibentuk, termasuk payung hukumnya. Menginventarisir kebutuhan-kebutuhan alumni dan menurunkannya nanti dalam bentuk program. Serta yang juga tak kalah pentingnya, bagaimana kemudian memetakan potensi sumber daya manusia yang ada. Serta yang paling ditunggu-tunggu tentu masukan-masukan dari alumi yang belum terhimpun”, tutup Santoso. (24/02/2022)