Investigasi – KLASIKA kembali adakan kelas mondok selama 40 hari untuk angkatan X diawal tahun, kegiatan kelas mondok tersebut dimulai hari Rabu, 16 Februari 2022.
Panitia kelas mondok pagi tadi pukul 09:00 secara resmi membuka acara untuk mememulai kelas mondok, pembukaan kelas mondok yang di ikuti peserta dilaksanakan di Rumah Ideologi KLASIKA.
pelaksanaan kegiatan kelas mondok diikuti 14 peserta dari berbagai perguruan tinggi, seperti UIN Raden Intan Lampung, STKIP PGRI Bandar Lampung, IIB Darmajaya, dan IAIN Metro.
Baca Juga : KLASIKA Umumkan 14 Calon Peserta KeLas Mondok
Direktur KLASIKA Ahmad Mufid menjelaskan, didalam kelas itu peserta akan diperkenalkan dengan berbagai pemikiran filsafat zaman ke zaman baik di barat maupun timur.
“Bukan murni untuk menjadikannya sebagai landasan tapi untuk mempelajari cara berpikir para filsuf besar. Hal tersebut penting karena di era digital seperti sekarang masyarakat dihadapi dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat. Situasi itu membuat masyarakat sulit menentukan informasi yang dapat dijadikan kebenaran” bebernya Ahmad Mufid.
“Perlu diingat, bahwa kemajuan teknologi informasi merupakan sebuah hal baik yang harus disambut dengan pengetahuan agar tidak turut terjebak didalamnya”, pungkas Ahmad Mufid.
Kegiatan kelas mondok yang diadakan KLASIKA merupakan program kerja utama KLASIKA, yang kegiatan tersebut digelar dalam jangka waktu per 6 Bulan.
Kepala Kelas Mondok Yogi Prazani menambahkan, peserta akan menjalani karantina 40 hari selama mengikuti kelas. Setiap hari para peserta akan membaca, menulis, dan saling berdiskusi.
“Tidak hanya itu, peserta juga diajak untuk beraktivitas secara spiritual dengan shalat, meditasi, dzikir, hingga puasa Senin-Kamis. Para peserta juga melakukan olah tubuh agar terbiasa bergerak, karena didalam kelas mondok tidak hanya menyasar ranah intelektual, kelas mondok ini juga menyasar sisi emosional dan psyhcal center”, tegas Yogi Prazani.
“Karena kelas mondok merupakan program utama, maka dengan adanya kelas mondok diharapkan bisa melahirkan generasi-generasi yang memiliki nalar kritis dalam melihat realitas”, tutupnya.